Tuesday, September 6, 2011

08.40,

Selasa, 6 September 2011, 08.40 wib


Mungkin pada waktu itu, semua orang lagi mandi, sarapan atau juga nonton tivi.... tapi.... 

aku....

mendapatkan sebuah cerita menarik detik itu....

sebelumnya, aku pengen banget mengucap banyak syukur kepada Allah swt, 

Monday, September 5, 2011

Ai ai… plend!
Balik lagi ma Nischa… ^_^
Beberapa hari ini post puisi melulu mungkin agak bosen *maap banget
Berhubung hari ini masih kehitung Lebaran,

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432
Mohon Maaf Lahir dan Batin semuanya…

“Dag dig dug”

Ini suara jantung yg ga bisa berhenti.. bukan tabuhan bedug lo!
Yah, ini cerita malam hari raya… *nisa solat tgl 30 september
Malem itu, pas lagi asyik masak bakso buat hari raya besok, ceritanya mau ada kumpul keluarga, jadinya masak besar besaran gitu!
Tapi…
Gara-gara langit malem hening banget aku plus mama was was!

“ma, hari raya besok kan? Kok sepi? Mana yang takbiran?”


Mama diem. Mikir kayaknya gimana nasib bakso sepanci gede kita.


“Iya, kok nggak ada suaranya?”


Aku geleng kepala. Masak besok puasa sih?


“Gimana nasib baksonya ma? “


“Yah, gampang masukin kulkas aja”


“Terus? Acara besok?”


Wal hasil, akhirnya papa ke pondok jam satu malem! Buat nanyain kapan solat idnya! Hohoho! *saya lagi ngorok, pasti!
Yah… Akhirnya aku solat tgl 30, tapi hari raya kurang rame… soalnya ada sebgaian besok… *gimana sih pemerintah?
Nah… jadinya bukan acara kumpul keluarga… tapi
BUKA BERSAMA, hahaha! *maksa banget?



 yah... tapi.. alhamdulillah... yg dicari toh ngumpul dan bisa sillaturahim bareng bareng... ^_^

best regard from me :)




Sunday, September 4, 2011

Satu Keping Kata





Kepingan kata itu….
Memeluk erat rasa…. Hingga bawa semua kisah..
Dalam, menyelami lautan kata itu, tak cukup untuk mengungkapnya….
Kepingan kata itu…. Begitu mengenalnya, hingga tak kurasa merasuk dada
Jauh, menerjang gurun pun tak kulihat pasir membawa jawabannya….
Hanya satu keping kata itu..
Membuatku jatuh ke dalam selangsa jiwa….
Teratih mencari, menggali semua yang ada untuk mengetahuinya…
Hanya demi sekeping kata…  
Dan aku teringat…. Melupakan satu tempat yang tak terjamah,
Jauh… Dalam… tempat itu begitu luput…
Di dalam dada ini.. tempat dimana semua asa berada,
dimana semua rasa berlabuh, aku menemukannya..
Begitu sederhana ternyata….
Arti dari sekeping kata..

Monday, August 29, 2011

Arina Tanemura?


Hai hai!!!! ^-^
Moshi moshi, minna san!! Kali ini Nischa mau bagi bagi info seputar  HOBI ku!!
Mau TAU???
Yaya!! Nischa itu…………. ANIME & MANGA LOVER’S!!!!!
Nah… Nischa pengen kasih tahu kalo manga dengan tema unik yang nisa sukai tuh salah satunya
Semua karya dari pengarang  Arina Tanemura- sensei!!
Siapa  tuh?

Arina Tanemura 種村 有菜,  12  Maret  1978, Aichi Jepang
Merupakan pengarang manga senior dengan banyak hasil. Di mulai dengan debutnya sebuah cerita pendek dengan judul :
"The Style of the Second Love" (2番目の恋のかたち, Niban-me no Koi no Katachi)
Dan sekarang hampir semua bukunya bias ditemuin di toko buku komik  Indonesia! Kalaupun nggak ada, berarti stok komik yang ada laris terjual!  ^0^!!

Ini nih beberapa gambar komik komi Tanemura- sensei!

Sunday, August 28, 2011

The Last Nightmare


Langit gelap tak berujung terbentang di mataku. Mengajakku turut hilang dalam kelamnya. Aku bertanya tanya dimana? Apa? Siapa? Semua pikiranku melayang hingga aku hilang pijakan dan jatuh berteriak entah memanggil siapa.
            Aku terbangun. Dengan wajah penuh keringat dan jantungku masih berdetak keras. Aku masih menggenggap erat tanganku yang juga basah karena keringat. Apa ini yang di maksud mimpi buruk? Tapi aku tak tahu apa apa. Kulihat keluar jendela hari masih malam. Entah kenapa aku tak menyukai ini. Pikiranku seperti terpecah pecah dan ling lung. Mungkin minum segelas air akan memperbaiki kesadaranku.
                                                                        ***

The Moment of......



Jatuhnya hari tak bisa dipungkiri
Waktu yang berlari tak bisa dihindari
Masa Yang bergulir tak bisa dihentikan
Ketika waktu telah memproklamasikan
Akhir dari kebersamaan raga
Mengakhiri segala alur cerita
Dalam tangga lembar kehidupan
Terlepasnya keterikatan lama
Meski batin tersimpul erat

NB:
Puisi di atas… puisi lama banget….. Pas SMP….
Kenapa judulnya “the moment of”…. ?
Karena itu pas detik detik pisah sama anak anak sekolah alias “Kelulusan



Friday, August 26, 2011

Lara Waktu

Jauh.. Sepi... Mengapa semua kata tak mewakilinya? ketika hati merasa tercampakkan karena waktu....
Aku pernah mendengarnya.... orang orang menyumpah, menetes air mata, menjerit perih, mengelus luka, karena WAKTU....

Kau di katai KEJAM.....

hingga langit berubah warna... aku tahu, telah kurasakan pahitnya.... darah luka yang digores waktu....

menyayat... waktu pula, yang membuat luka menganga.... yang membuat perih terobat?

apa kau harus dikata pedang bermata dua?

Ketika memori terlupa.... seakan menguap dan tak lagi bisa kembali....

Aku ingin mengais itu semua, meski harus terlunta.....

Dan lagi lagi aku menyadari itu semua karena waktu!

Maafkan mulut ini jika hanya bisa menghujam tanpa memuja....

Tapi lihatlah diri ini yang semakin terlupa..... hanya karena waktu telah hembuskan semuanya....

Aku hanya ingin berbisik..... menutur sedikit perih yang tengah merajam....

Waktu..... kenapa? tak pernah kah kau tahu? begitu banyak luka karenamu......

(Kau hanya sesuatu yang bisu!)

mengerti..... aku mengerti..... hanya itulah yang harus kuucap...

karena berjuta tahun cahaya aku berkata kau tetap akan melaju... tanpa kembali lagi atau diam di tempatmu berdiri.........



CURHAT

Hey Friend.....

Kali ini Nischa mau bahas ma cerita cerita tentang "CURHAT"   ^0^

Kalo ngomongin tentang curhat pati pikiran kita langsung melayang ke temen atau pacar...
(Buat kasusku pasti temen! jomblo ssih!!!!)

Bukanya apa ato gimana. Tapi menurutku jadi tong "CURHAT" tuh seru loh! Kenapa coba????

@ menurutku dengerin orangcurhat kayak nonton film dan nggak bisa nebak gimana kelanjutan dan gimana
     tamatnya.....
@ tiap orang punya cerita yang beda dan itu nggak bikin bosen!! (hohohoho! =p)
@ jadi orang yang nggak nganggur! (soalnya ikut mikirin si pelaku curhat sih!)

Nah..... itu tadi beberapa keasyikannya jadi tong curhat! tapi pastilah dimana ada asyik asti ada ga asyik- nya! Nah loooooh? =_="

yah.. kita sendiri tahu kalo tujuan orang curhat ada dua,

1. Asli pengen ngeluarin uneg uneg, entah seneng, sebel, marah, dst dll......
2. Minta solusi! (alamak!)

Yang paling berat poin dua! kenapa? karena ketika kita ngasih solusi atau tanggapan... trus dia pake panutan
eh..... malah tambah buruk????? Nggak enak juga kan ma si anak yang curhat (kasihan tauuuk)....

So..... karena itu semua tergntung yang jadi tong curhat....

"become a friend who can make a smile for everyone "




Monday, August 22, 2011

Sajak Rindu

Yang Dia kenal... hanya sebuah sajak lama dengan selaut arti...
Mengungkap beribu misteri dan menghinggapi sejuta tanya....
Manakala mata tersapu air deras perih....
Yang Dia tahu hanya menarik garis dibibirnya...
Bukannya menjerit menumpah sumpah serapah..
Kata katanya tertutur bagai membelai angin....
Sampaikan kata katanya wahai angin....
Keseluruh bilik sepi yang gelap...
Hingga yang ia cari merasa belaiannya...
Juga sedikit air yang tengah dikucurkan lewat sudut matanya...
Hanya untuk menanti... diam tak berkata.....
Sekali lagi... Yang Dia tahu hanya menarik garis dibibirnya...


Wednesday, August 10, 2011

BEGADANG itu GA ENAK!

Buat all friends.... yang kukenal......
Nischa mau bagi bagi cerita... kalau BEGADANG tuh ga enak banget......

yap... all guys... ada yang asli ga tidur dari sore sampek sore lagi?!!!!

kalau ada yg bilag enak apa alasannya????

bagiku begadang tuh.....
1. Habisin tenaga
2. Capek banget!!! (Siapa bilang nggak cape?)
3. buang waktu (asli enak banget dipake tidur!)
4. Ga ada hasil yang memuaskan.......

Jad friends... buat kalian yang sama sama kayak aku (jam tidur anak anak!) harusnya kita kita tuh tidur yang bagus... nyaman nyenyak tentram....


Wednesday, July 27, 2011

PRAMUKA 4 hari 3 malam




ey... ey...... kakak!!!!!!

gila tapi laku gila tapi laku gak neko neko !
arek kece kece... arek kece kece.... MAN 3 OKE!!!!!

rasanya EMPAT hari TIGA malam yel yel muluk ampek suara tepar......

pengalaman yang manis ma pahit banget ngrasain yang namanya lomba LKP di UNISMA ini...

sapa yang tahu? sapa yang ngerti ? kita latihan dua hari dua malam.. kayak orang gila.... hohoooo...
walhasil.. yang gak terlalu jelek juga .. gondol lebih dari satu piala..... 

buat pengalamanku sebagai peserta... itu kerasa asyik... capek... makan ati... wah.. macem macem banget..

at leat.... ucapan terima kasih kepada .... segenap pembina dan alumni yang setia banget sama kita..... salut banget!!!!   ^_^

PRAMUKA! SALAM SATU JIWA!

Saturday, March 19, 2011

Bukan Hanya Satu Wajah

Bukan Hanya Satu Wajah
Improve from Klenting Kuning’s Story

Daun-daun bersuara serak memadu malam yang gelap menjadi ramai dengan derak alam. Saat itulah angin mengabari padanya. Telah hilang wanita yang bertahta mahkota yang menjadi satu satunya cinta milik seorang pangeran. Malam kembali mengiris sedikit waktu agar matahari tak lama sembunyikan dirinya. Cerita di mulai dari angin.......
          Sudah dua malam ini angin begitu ganas menerpa tanah. Daun-daun muda yang baru menghirup cahaya matahari seperkian detik telah di takdirkan gugur. Memberi keindahan di polosnya ganas angin. Sepasang mata yang sedari tadi selalu mengikuti angin itu menemukan seseorang terombang ambing dalam hiruk pikuk malam. Ia pun menunggu dengan sabar agar angin tak menggerus tubuhnya juga. Tapi  malam tak kasih satu kesempatan pun pada dirinya untuk menolong tubuh yang semakin hilang dan kabur dalam gelap itu. Mata itu menatap langit dan mungucap do’a untuk keselamatannya.
                                               * * * * * * * * *
          Dumala memandang latar yang tak lagi rapi seperti kemarin. Semua hancur terkoyak kejamnya angin pada bumi. “ Untung anakku tak melihat ini semua ,” pikirnya. Setelah beberapa menit terdiam, pikirannya melayang kepada sosok yang kemarin telah membuatnya terenyuh untuk mendo’akannya. Matanya  berputar mencari hal yang tak biasa yang ada di sekitarnya. Kemudian matanya terhenti tepat di balik semak-semak belukar yang tajam. Terpapar sesook wanita putih yang cantiknya tak bisa terkira. Tapi darah mengalir dari luka dikakinya tergores tajamnya belukar. Dumala tak tega memandangnya, ia memapah perempuan itu. “ Jika ini adalah anakku yang menghilang sungguh miris hatiku melihat keadaannya kini?”
          Tapi, Dumala berhenti. Kepalanya berpikir macam-macam. “Apa yang  akan aku llakukan padanya?” Dan hanya ada satu, sungguh Dumala tidak ingin mengambil keputusan seperti ini. Tapi hanya inilah yang bisa dilakukannya. Demi anak-anaknya juga.
                                                * * * * * * * * *
          “Klenting kuning!!!!!” Teriak Klenting Merah.
          Klenting Kuning yang hendak pergi ke hutan segera berlari kembali ke dalam rumahnya. Keringatnya yang mengalir deras membuatnya terlihat legam. Tapi dia tetap berlari.
          “Iya, Kak,” jawab Klenting Kuning.
          Bukan petir yanng menyambar desa hanya suara mengelegar Bureg, dia adalah sumber informasi di desa ini. Dan suara itu menyelamatkan Klenting Kuning dari iamukan kakaknya. Klenting Kuning pun menjauh dari Kakaknya yang sibuk mendengar berita yang dibawakan Bureg.  Sedikit penasaran juga, Klenting Kuning pun mendengar sembunyi-sembunyi.
          “Ah, Begitukah? Pria tertampan di Desa Dadapan mencari istri?” Teriak kedua kakaknya.
          Terjawab sudah rasa penasaran Klenting Kuning. Ia tak tertarik sama sekali dengan hal itu. Semua itu sama sekali tak ada hubungannya dengan dirinya. Ia pun segera kembali ke hutan. Mencoba menyegarkan kepenatan yang telah menumpuk di dalam pikirannya. Ia akan bahagia jika ia mendengar nyanyian hutan. Entah mengapa gesekan daun saja sudah menjadi suara ninabobo

Putaran Kisah Ketiga


Hujan masih deras. Mengguyur seluruh jalan. Dibawah pohon rindang sebuah payung merah digenggam dengan erat sedangkan wajah yang membawanya hanya meratap sedih bangku kosong disebelahnya. Kemudian dirinya menatap langit dan membuka payungnya. Air deras turun dari atas kepalanya mengalir membasuh wajahnya. Dia memjamkan mata kemudian terisak. Air matanya bercampur riak hujan mengalir turun. Tubuhnya limbung kemudian memeluk bangku didepannya. Dan menangis sejadi jadinya.
            Dia menggapai seluruh bangku itu dengan tangannya mencari cari sisa kehangatan disana. Tapi tidak ada. Air hujan membuat tangannya bias dan dingin. Jauh darinya payung lain tengah berdiri diam. Matanya tertunduk dan tangan meremas erat. Kakinya yang tegap menempel ditanah ingin bergerak. Berlari dan menggapai sosok yang menangis itu. Tapi tidak mungkin dirinya melakukannya. Karena dialah yang membuat seseorang itu menangis.
                                                                        ***
“Ari?” Tanya Liana kepada seseorang disebelahnya. Ari pun menoleh kemudian sama sama terkejut
. “Liana? Hey, apa kabar?” sapa Ari dengan ceria. Dia tidak meyangka akan bertemu dengan teman lama.    
 “Nggak  nyangka satu SMA, seingatku dulu terakhir kita ketemu kelas empat SD pas aku pindah sekolah?” cerita Liana.
Ari sambil tersenyum mengangguk mengiyakan. Mereka bercerita lama hingga waktu MOS berlalu. Dan tidak mereka duga rumah mereka tidak begitu jauh. Mungkin hanya sekitar empat kilo. Tidak lama kemudian seseorang menghampiri mereka berdua sambil berlari tergesa gesa. Ari menatapnya bingung sedangkan Liana melambai dan berteriak.
“Dias! Cepetan!” teriak Liana keras. Dias yang masih berlari mengacungkan jempol dari jauh kemudian balik melambai.  Liana menoleh ke Ari.
“Dia tetangga sebelah sekaligus sahabatku,” ucap Liana membuat Ari menoleh lagi. Oh, dirinya pasti penggantiku selama aku pindah.
“Diaas! Kenalin ini Ari!” Liana segera menarik tangan Dias yang baru saja berhenti berlari dan masih ngos ngosan.
“Ari,” Ari memperkenalka diri.
“Di..as,” jawab Dia sambil terengah engah.
“Kok lama banget sih?” Tanya Liana sambil menunjuk nunjuk. Itu adalah kebiasaan kecil Liana. Ari pun mengetahuinya.
“Biasa, ngumpul sama temen lainnya. Katanya ada jadwal balap ntar malem,” Dias menyeka keringatnya dan mulai berjalan bersama, bertiga.