Showing posts with label puisi. Show all posts
Showing posts with label puisi. Show all posts

Saturday, September 19, 2015

Sebuah Entri Lama yang Tak Terbit



Dari kerling suara dia berkata, memujiku yang tak punya apa apa. Yang hanya memiliki sebaris kata. matanya yang gelap menangkapku, seakan akan dunia tak hanya lebih dari dalam lensa matanya. Terhirup dan kehilangan fokus. Dihadapanku hanya ada sosoknya yang kukagumi, dan kini tengah memujiku karena sebaris kata dan untuk kedua kalinya dia menatapku. masih dengan kedua bola matanya yang hitam. begitu pekat dan begitu dekat. tak terbayang sebelumnya, bahwa dia yang kukagumi akan begitu seindah ini dimataku. aku hanya tak bisa mengerti. apa selama ini penghilatanku salah? karena dia yang ada dihadapanku terlalu sempurana.

Kali ini bukan matanya yang menghirup mataku tapi senyumnya yang tiba tiba muncul disisi wajahnya. untuk sepersekian kali aku hanya bisa membeku dan mengucap sebaris kata.

Sebuah Ocehan Hari ini

Dalam serambi malam
di tiap tiap pucuk mimpi
belaian dalam rembulan 
selalu hilang dalam lingkaran pagi 
bukannya aku rindu 
tapi biarlah sejenak kurengkuh
Meski kepala ini tak ingin mengingatnya
tapi hati ini lelah melupakannya
buatkan aku waduk dalam 
yang hadir dalam bunga malam 
untuk bendung segela kenangan
yah tapi mereka berlari
meningalkan tangan tangan ini
yah tapi mereka tetap mengalir 
dan lagi hati ini lelah melupakannya 



Sunday, September 4, 2011

Satu Keping Kata





Kepingan kata itu….
Memeluk erat rasa…. Hingga bawa semua kisah..
Dalam, menyelami lautan kata itu, tak cukup untuk mengungkapnya….
Kepingan kata itu…. Begitu mengenalnya, hingga tak kurasa merasuk dada
Jauh, menerjang gurun pun tak kulihat pasir membawa jawabannya….
Hanya satu keping kata itu..
Membuatku jatuh ke dalam selangsa jiwa….
Teratih mencari, menggali semua yang ada untuk mengetahuinya…
Hanya demi sekeping kata…  
Dan aku teringat…. Melupakan satu tempat yang tak terjamah,
Jauh… Dalam… tempat itu begitu luput…
Di dalam dada ini.. tempat dimana semua asa berada,
dimana semua rasa berlabuh, aku menemukannya..
Begitu sederhana ternyata….
Arti dari sekeping kata..

Sunday, August 28, 2011

The Moment of......



Jatuhnya hari tak bisa dipungkiri
Waktu yang berlari tak bisa dihindari
Masa Yang bergulir tak bisa dihentikan
Ketika waktu telah memproklamasikan
Akhir dari kebersamaan raga
Mengakhiri segala alur cerita
Dalam tangga lembar kehidupan
Terlepasnya keterikatan lama
Meski batin tersimpul erat

NB:
Puisi di atas… puisi lama banget….. Pas SMP….
Kenapa judulnya “the moment of”…. ?
Karena itu pas detik detik pisah sama anak anak sekolah alias “Kelulusan



Friday, August 26, 2011

Lara Waktu

Jauh.. Sepi... Mengapa semua kata tak mewakilinya? ketika hati merasa tercampakkan karena waktu....
Aku pernah mendengarnya.... orang orang menyumpah, menetes air mata, menjerit perih, mengelus luka, karena WAKTU....

Kau di katai KEJAM.....

hingga langit berubah warna... aku tahu, telah kurasakan pahitnya.... darah luka yang digores waktu....

menyayat... waktu pula, yang membuat luka menganga.... yang membuat perih terobat?

apa kau harus dikata pedang bermata dua?

Ketika memori terlupa.... seakan menguap dan tak lagi bisa kembali....

Aku ingin mengais itu semua, meski harus terlunta.....

Dan lagi lagi aku menyadari itu semua karena waktu!

Maafkan mulut ini jika hanya bisa menghujam tanpa memuja....

Tapi lihatlah diri ini yang semakin terlupa..... hanya karena waktu telah hembuskan semuanya....

Aku hanya ingin berbisik..... menutur sedikit perih yang tengah merajam....

Waktu..... kenapa? tak pernah kah kau tahu? begitu banyak luka karenamu......

(Kau hanya sesuatu yang bisu!)

mengerti..... aku mengerti..... hanya itulah yang harus kuucap...

karena berjuta tahun cahaya aku berkata kau tetap akan melaju... tanpa kembali lagi atau diam di tempatmu berdiri.........



Monday, August 22, 2011

Sajak Rindu

Yang Dia kenal... hanya sebuah sajak lama dengan selaut arti...
Mengungkap beribu misteri dan menghinggapi sejuta tanya....
Manakala mata tersapu air deras perih....
Yang Dia tahu hanya menarik garis dibibirnya...
Bukannya menjerit menumpah sumpah serapah..
Kata katanya tertutur bagai membelai angin....
Sampaikan kata katanya wahai angin....
Keseluruh bilik sepi yang gelap...
Hingga yang ia cari merasa belaiannya...
Juga sedikit air yang tengah dikucurkan lewat sudut matanya...
Hanya untuk menanti... diam tak berkata.....
Sekali lagi... Yang Dia tahu hanya menarik garis dibibirnya...