Saturday, September 19, 2015

Sebuah Entri Lama yang Tak Terbit



Dari kerling suara dia berkata, memujiku yang tak punya apa apa. Yang hanya memiliki sebaris kata. matanya yang gelap menangkapku, seakan akan dunia tak hanya lebih dari dalam lensa matanya. Terhirup dan kehilangan fokus. Dihadapanku hanya ada sosoknya yang kukagumi, dan kini tengah memujiku karena sebaris kata dan untuk kedua kalinya dia menatapku. masih dengan kedua bola matanya yang hitam. begitu pekat dan begitu dekat. tak terbayang sebelumnya, bahwa dia yang kukagumi akan begitu seindah ini dimataku. aku hanya tak bisa mengerti. apa selama ini penghilatanku salah? karena dia yang ada dihadapanku terlalu sempurana.

Kali ini bukan matanya yang menghirup mataku tapi senyumnya yang tiba tiba muncul disisi wajahnya. untuk sepersekian kali aku hanya bisa membeku dan mengucap sebaris kata.

Dia yang Menghilang

      


 Jam 12.30 lebih atau kurang, dibawah terik matahari ketika aku berjalan pulang menyusuri padatnya jalanan. Dimana? Aku berada di depan PTS di Malang untuk menghadiri wisuda kakakku tepatnya ketika acara selesai dan aku kembali pulang. Iya, aku tengah menyusuri jalanan padat manusia dan ketika mata ini tidak fokus kepada siapa-pun hanya berharap segera sampai ke tempat motor berada aku melihatnya dari belakang. Kata orang kita tidak akan melupakan cinta pertama, sepertinya itu benar. Atau mungkin karena dia tidak berubah dan aku masih bisa mengenalinya semenjak 6 tahun yang lalu? Atau karena wajahnya terlalu tidak mudah dilupakan karena dulu aku sering memperhatikannya? Yang manapun jawabannya tepat beberapa meter dibelakangnya di tengah jalanan manusia aku menatapnya. Mencuri lihat wajahnya ketika menoleh 90 derajat ke kiri atau ke kanan. Jantungku tidak berdetak kencang, pipiku pun tidak memerah. tapi aku masih melihatnya hingga dia masuk kedalam mobil bersama orang-orang berpakaian batik yang sepertinya keluarganya. Banyak pertanyaan tiba-tiba melayang layang dibenakku. Maaf apakah kamu ***? Apakah kamu mengingatku? Apa kabar? Kenapa kamu ada disini? Apakah kakakmu disini? Atau saudaramu? Hey siapapun yang membaca tulisan ini apakah kalian pernah merasakannya? Atau mungkin aku saja? 

Sebuah Ocehan Hari ini

Dalam serambi malam
di tiap tiap pucuk mimpi
belaian dalam rembulan 
selalu hilang dalam lingkaran pagi 
bukannya aku rindu 
tapi biarlah sejenak kurengkuh
Meski kepala ini tak ingin mengingatnya
tapi hati ini lelah melupakannya
buatkan aku waduk dalam 
yang hadir dalam bunga malam 
untuk bendung segela kenangan
yah tapi mereka berlari
meningalkan tangan tangan ini
yah tapi mereka tetap mengalir 
dan lagi hati ini lelah melupakannya