Hai teman blog semua! Setelah mencoba menerjemahkan Love Me If You Dare, kali ini aku menantang diriku sendiri untuk mencoba menerjemahkan Marriage Concerto. Bedanya apa sih? Marriage concerti genrenya adalah komedi romantis. Bahasanya jauh lebih sederhana dan lebih mudah diartikan beda jauh dengan Love Me If You Dare yang bergenre misteri romantis. Aku sanga-sangat suka novel ini. Kisahnya sangat manis dan sederhana. Tidak susah untuk membacanya karena begitu sederhana.
Aku mengambil teks versi bahasa inggris dari situs ini . Terimakasih :)
Jika terjadi kesalahan tulisan dan butuh perbaikan agar enak dibaca silahkan komen ya :)
***
Bagian 1 : Pertemuan Kembali
Di dalam cafe di bagian timur kota, para
pelanggan duduk berdua atau bertiga.
Seorang lelaki mengenakan kaos putih mengibaskan
rambut yang menutupi matanya. Dia mengambil tempurung kura-kura di tanganya dan
meletakkannya diatas meja.
“Tadi malam, aku meramal hanya untuk
kencan buta hari ini. Ramalan itu telah memperlihatkan bahwa jodohku akan
muncul dari arah timur dengan mengenakan rok putih panjang.”
Ding Meng sekilas melihat penampilannya.
Pantas saja nenek memaksanya untuk memakai baju terusan putih ini sebelum
pergi.
Lelaki itu menatapnya tajam, “ Kamu
lahir pada tanggal 20 Mei, seorang Taurus. Aku adalah seorang virgo. Taurus dan
Virgo adalah zodiak yang paling cocok satu sama lain.”
“Benarkah? Haha..” Ding Meng menmiringkan
kepalanya kebawah dan meminum sedikit jus lemon dari gelas putinya sambil
memutar matanya.
Lelaki dihadapannya memperhatikannya
dengan beberapa tatapan. Tatapannya terhenti pada kacamata Ding Meng dan lelaki
itu berbicara dengan nada serius, “Tapi menurut Yi Jing*, wanita yang
menggunakan kacamata akan menahanku. Apakah kamu mau mengganti kacamata dengan
lensa kontak?”
(Yi Jing adalah teks tentang ramalan di Cina)
Ding Meng menghea nafas dua kali. Dia
benar-benar ingin bertanya edisi Yi Jing mana yang telah lalki ini baca. Akan
tetapi, dia kembali teringat dengan jantung lemah neneknya di rumah, Ding Meng
bersabar dan menjawab, “Haha, aku alergi dengan lensa kontak.”
“Bagaimana
kalau kamu mencoba LASIK? Prosesnya cepat!”
Ding Meng memasang ekspresi gugup. “Aku
dengan LASIk akan membakar matamu. Itu sangat menakutkan! Jujur saja, jarak
pandangku tidak terlalu parah. Aku masih bisa melihat dengan jelas meski tanpa
kacamata.”
Lelaki itu menatap lensa kacamata Ding
Meng yang hampir sama dengan tebal dinding dan tertawa garing. “tapi kamu masih
tidak bisa melihat jarak jauh kan?”
“Tentu
tidak!” jawab Ding Meng sambil menggelengkan kepala. “Matahari memang sangat
jauh, tapi aku masih bisa melihatnya!”
Lelaki itu, “.....”
Beberapa saat kemudian sang pangeran
ramal akhirnya menemukan alasan untuk pergi. Setelah mengantarkannya pergi,
Ding Meng meminum sisa jus lemonnya dalam sekali tegukan. Setelah mengambil
nafas dalam-dalam, Ding Meng mengeluarkan tempat kecil dari tasnya dan dengan
lihai mengganti kacamatanya dengan lensa kontak.
Jadi, mengenakan kacamata memang bisa
mencegah cintta yang akan berlanjut. Teman onlinenya memang tidak
membohonginya.
Saat Ding Meng menaruh tempat
kacamatanya di tas dan bersiap pergi, seorang wanita dari meja makan didekatnya
dengan marah memukul meja dan berdiri.
“Kamu tidak perlu datang kencan buta
jika memang tidak mau, tapi kamu tidak bisa menghina orang lain seperti ini!”
Setelah berteriak, wanita itu
mengehntakkan hak tingginya dan pergi menjauh. Pelanggan lainnya hanya bisa
mencuri pandang ke arah meja makan itu. Ding Meng memegang tasnya dan ikut penasaran
melihat.
Qiao Yichen bersandar pada sofa dengan
diam.
Jika hal seperti itu saja penghinaan
maka bukankah perlakuannya terhadap para penyanyi di studio rekaman dapat
dinilai kejam? Tidak hanya itu orang-orang yang melakukan kencan buta sudah
sewajarnya hanya berkencan. Mengapa tiba-tiba Qiao Yichen memaksa wanita itu
untuk bernyanyi?
Dan ketika dia berani bernyanyi maka
jangan salahkan Qio Yichen jika berkata sejujurnya.
“Qiao.... Goudan?”
(Goudan secara bahasa berarti telur
anjing. Telur adalah kata-kata cemooh di Cina)
Sebuah sura wanita yang tidak dikenalnya
tiba-tiba terdengar di telinganya. Bersyukur karena pekerjaannya, Qiao Yichen
menilai 70% suara ini karena kebiasaan. Berdasarkan standar nya, nilai itu
termasuk nilai yang tinggi.
Hanya saja.... Qiao Goudan? Apa maksudmu!
Qiao Yichen menoleh untuk menatap
sekilas dan dia melihat seorang wanita yang cantik dihadapannya.
Ding Meng tetap menatap Qiao Yichen
dengan bingung. Kemudian dengan senang dia berkata, “ Wow, ini benar kamu! Goudan!”
Qiao Yichen, “……”
Alisnya bergerah dua kali. Ketika Qiao
Yichen lahir, tubuhnya terlahir lemah. Dokter mengatakan dengan khawatr bahwa
Qiao Yichen akan sulih untuk tumbuh besar. Ibunya mendengar dari orang-orang
dengan memberi nama yang sederhana maka nantinya seorang akan tumbuh dengan
mudah. Maka dari itu Ibu Qiao Yichen memberinya nama Goudan dan memanggilnya selama
beberapa tahum. Entah bagaimana, dia benar-benar tumbuh baik tanpa masalah
apapun.
Tapi itu adalah rahasia terbesar di
hidupnya. Bagaimana seorang wanita yang dikenalinya mengetahui hal itu?
Dinge Meng membawa tasnya dengan satu
tangan dan menunjuk hidungnya dengan tangan yang lain.Kedua matanya bersinar
terang dan menatap Qiao Yichen.
“Kamu tidak mengenaliku lagi? Aku teman
smp mu, Ding Meng!”
Nama Ding Meng membuat tatapan Qiao
Yichen sedikit berubah dari ragu kemudian menjadi bingung, kemudiang kembali
lagi menjadi ragu.
“Apakah kamu melakukan operasi plastik?”
Ding Meng, “……”
Sekarang Ding Meng ingin bertanya,
seberapa buruk dirinya di dalam ingatan Qiao Yichen.
Duli ketika Ding Meng masih duduk di
bangku sekolah, dia sangat gemuk. Ding Meng terkena di angkatannya sebagai
seorang gadis kecil yang gemuk. Madari itulah meski Ding Meng menjabat sebagai
anggota OSIS dang peringkatnya baik, tidak seorang punmau bermain dengannya
kecuali Qiao Yichen.
Dulu saat masa sekolah, guru mereka
selalu bersemangat untuk mengenalkan satu metode belajar bernama “Satu menolong
satu”. Dimana murid dengan peringkat baik dan murid dengan peringkat jelek
dipasangkan untukmenjadi teman sebangku dengan harapan peringkat keduanya akan
membaik. Ding Meng sangat tidak beruntung karena dia harus dipasangkan dengan
si penganiaya kecil Qiao Yichen.
Saat Qiao Yichen SMP tidak hanya peringkatnya yang sagat buruk. Qiao
Yichen juga selalu terlibat pertengkaran dengan teman sekolahnya. Orang tua
Qiao Yichen telah dipanggil oleh sekolah secara teratur. Tiap kali Qiao Yichen
terlibat masalah, dia akan mengelilingi penjuru sekolah karena dikejar oleh
Ibunya. Terkadang saat berlari, Ding
Meng dengan semangat akan berteriak, “Qiao Goudan. Berhenti disana untuk ibumu.
Aku jamin Aku tidak akan membunuhmu!”
Entah bagaimana, akhirnya Ding Meng
menjadi teman sebangku dengan Qiao Goudan yang bereputasi buruk. Ding Meng
awalnya menolak akan tetapi setelah sang guru memberinya wejangan selama
setengah jam, akhirnya Qiao Goudan menjadi tanggung jawab Ding Meng.
Awalnya Ding Meng memang takut dengan
Qiao Yichen. Ding Meng tidak memiliki nyali untuk berbicara atapun menatap mata
Qiao Yichen. Akan tetapi setelah mengenalnya lebih lama Ding Meng sadar bahwa
Qiao Yichen tidak seseram rumor tentangnya. Tidak hanya itu, karena Qiao Yichen
lumayan tampan banyak perempuan di kelas diam-diam jatuh cinta dengannya.
Hal ini membuat Ding Meng merasa unggul.
Yang terpenting adalah Ding Meng
menyadari bahwa ketika teman laki-laki kelasnya mengolok-ngolok tubuhnya, Qiao
Yichen akan membantunya dengan cara men=mukul mereka. Meskipun Ding Meng tidak
menyatakan langsung rasa terimakasihnya, sesungguhnya dihatinya dia sangat
berterimakasih. Makadari itu tiap kali Ding Meng melihat nilai ujian Qiao
Yichen, Ding Meng akan tidak menahan diri untuk selalu bersiap memberikan
omelan untuk Qiao Yichen.
Ding Meng berpikir seberapa baik dirinya
dulu memperlakukan Qiao Yichen. Sekarang Ding Meng telah kehilangan beberapa
berat badannya, Qiao Yichen malah menuduhnya melakukan operasi plastik. Ding
Meng dengan sedih berkata,” Aku dulunya menghargaimu sebagai seorang laki-laki
yang tidak terlalu mementingkan sebuah penampilan. Aku tidak menyangka sekarang
kamu telah berubah menjadi orang yang berpikiran dangkal”
Qiao Yichen, “……”
Qiao Yichen dengan hati-hati
memperhatikan bentuk wajah wanita dihadapannya. Memang benar, dia masih bisa
melihat beberapa kemiripan dengan gadis kecil gemuk di masa lalunya, hanya saja
berubah menjadi lebih kurus. Mata Qiao Yichen berkedip dan dia berbicara dengan
terkesima, “Bagaimana kamu bisa menjadi sebegitu langsing? Aku akan
memebritahukan caranya kepada temanku untuk melakukannya.”
Ding Meng mengeeutkan hidungnya.
Kebiasaan kecil miliknya yang langsung membaut Qiao Yichen tertawa. Qiao Yichen
mempersilahkan Ding Meng untuk duduk didepannya dan mulai berbicara dengannya, “
Bagaimana kabar paman dan bibi?”
Ding Meng, “Lebih baik dariku. Mereka
hidup dengan bahagia.”
Qiao Yichen, “……”
“Bagaiman dengan kedua orang tuamu?“
“Mereka juga baik-baik saja.”
Ding Meng ber- ah.. dan kembali bertanya
“ Apa yang kamu lakukan sekarang?”
Qiao Yichen mengangkat alisnya sedikit, “
Aku bekerja di Guangchen Record.”
Mulut Ding Meng menganga membentuk O,” Bukankah
itu label rekaman yang sangat terkenal? Kamu tidak terlihat tertarik dengan
msuik saat kita masih anak-anak.”
Qiao Yichen sepertinya memeikirkan
seuatu dan mengerutkan kening. “Tidak
usah mebahas tentangku. Bagaimana denganmu? Apakah kamu masih belajar?
Atau kamu bekerja di organaisasi penelitian sekarang?” Prestasi akademik Ding
Meng memang bagus. Dia ingat Ding Meng pernah mengatakan saat kelas bahasa
Inggris bahwa Ding Meng ingin menjadi seorang peneliti.
Karena itulah Qiao Yichen dapat
mengingat kata bahasa Inggris dari peneliti. Ding Meng secara tidak sadar
mengigit bibirnya. Dengan cepat dia berkata, “ Oh ya, apa yang terjadi dengan
wanita tadi? Apakah kamu datang untuk kencan buta?”
Menengar hal itu, Qiao Yichen merasa
kepalanya sakit. “Yah, orang tuaku memaksaku untuk segera menikah.”
Ding Meng merasa sedih. :Ah, kita teman
sependeritaan.”
Qiao Yichen seidkit terkejut. “Keluargamu
juga memaksamu untuk menikah? Aku ingat kalau umurmu baru saja 25 tahun ini
kan?”
Ding Meng memulai sekolah dasarnya lebih
awal, dia meloncati beberpa kelas. Saat SMP dirinya adalah murid termuda di
kelas.
Ding Meng menundukkan kepalanya
sepertinya bunga yang layu. “Sebelum aku mengahadiri perayaan bulan anak
temanku, aku juga berpikir bahwa 25 tahun itu masih tergolong muda.”
(Perayaan bulan adalah tardisi diaman
keluarga dan teman merayakan bulan pertama bayi dan berdoa untuk masa depan baik sang anak. Terkadang juga menjadi
kesempatan pertama ibu bertemu anaknya setelah melahirkan)
Qiao Yichen tertawa keras. Ding Meng
menaruh tangannya dibawah dagu dan matanya menatap Qiao Yichen.
“Apakah kamu masih mengingat nenekku?
Bulan lalu Nenek Liu membawa undangan pernikahan cucu perempuannya. Nenekku
tidak bisa diam lagi dan segera memaksaku mengikuti kencan batu berkali-kali.
Dia bersumpah dia akan menikahkan aku sebelum cucu Nenek Liu.”
Nenek Liu adalah musuh bebuyutan Nenek
Deng Ming. Lebih tepatnya, mereka adalah
rival sejak lama. Ding Meng tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka, tapi
yang Ding Meng tahu hanyalah mereka sudah seperti sejak lama. Setiap masalah
merupakan menang atau kalah. Salah satu dari mereka tidak terima jika yang lain
lebih unggul darinya.
Ding Meng tidak pernah ikut camur dengan
pertengkaran mereka di masa lalu, tapi kali ini dirinya telah terseret
kedalamnya. Dari situlah Ding Meng semakin sadar... neneknya benar-benar serius
untuk memaksanya menikah!
Setelah mendengar cerita Ding Meng, Qiao
Yichen tidak tahu harus tertawa atau menangis.
“Bagaimana tanggapan ayah dan ibumu?” Mereka
tidak mungkin setuju dengan apa saja yang diinginkan nenek kan?
Ding Meng menghela nafas, “Watak nenekku
dari awalnya memang keras kepala. Sekarang ketika dia bertambah tua, dia
semakin keras kepala. Kami biasanya mengiktui kemauannya sebisa mungkin.
Sekarang, dengan kenyataan bahwa Nenek memiliki penyakit jantung, tidak ada
satupun di rumah kami yang berani memancing emosinya. Aku akan mendatangi
kencan buta yang dia siapkan, tapi entah lelaki itu menyukai atau tidak adalah
bukan hal yang bisa aku kendalikan.”
Qiao Yichen tertawa, “ Benar, kamu
memang pintar.”
Ding Meng mengangkat alisnya untuk
melihat Qiao Yichen, matanya membuka lebar. “Bagaimana denganmu? Kamu dua tahun
lebih tua dariku. Dan seperti kata orang, lelaki akan berbunga saat memasuki
umur 40 tahunan. Kamu masih di masa pertumbuhan. Mengapa paman dan bibi
terlihat tidak sabar?”
Qiao Yichen menjawab, “ Masalah keluarga
kami sedikit rumit. Singkatnya, jika sekarang aku tidak bisa menemukan menantu
untuk kubawa ke rumah menemui ibuku. Mungkin aku harus keluar dari pekerjaanku
sekarang dan kembali bekerja di perusahaan untuk membantu kakakku.”
Ding Meng berkedip. Jadi dia memiliki
perusahaan untuknya kembali. Sangat terlilhat kelas atas. Ding Meng teringat rumah
Qiao Goudan yang terlihat kaya. Dia juga ingat pertama kali mengunjungi rumah
Qiao Goudan untuk bermain, kesan pertamanya adalah rumah itu sseperti kastil.
Memeikirkan itu mata Ding Meng tiba-tiba
berubah dan pupilnya terangkat. Dia dengan hati-hati bertanya, “Goudan, Aku ingat
zodiakmu virgo kan?”
Ding Meng teringat saat masa sekolah,
beberapa teman sekelasnya mengolok-oloknya beberapa waktu karena hal ini. Tentu
saja aku berterimakasih atas pukulan dari Qiao Goudan mereka akkhrinya diam.
Ujung bibir Qiao Yichen sedikit
bergerak. Dia berpikir bahwa Ding Meng lupa dengan nama aslinya. “Kalau iya
kenapa?”
Wajah Ding Meng berubah sumringah. “Aku
dengar Taurus dan Virgo merupakan zodiak yang paling cocok.”
Qiao Yichen menjadi diam sejenak.
Kemudian tersenyum yang juga buan tersenyum. Dia menatap Ding Meng. “Kamu
Taurus?”
“Ya, aku taurus. Baru saja aku ulang
tahun dua bulan yang lalu!” Di wajah Ding Meng senyum polos terbentuk. “Kamu
lihat zodiak kita sangatlah cocok, bagaimana kalau kamu mempertimbangkan untuk
jadi pacarku? Kita dapat menyelesaikan kedua masalah dengan ini!”
Qiao Yichen memikirkannya dengan
serius. Kemudian matanya kembali berbinar.
“ Bagaimana kalau ...... kita
langsung menikah saja.”
***
NB: Tolong jangan posting teks ini di situs lain. Terimakasih
No comments:
Post a Comment