Kisah Cinta Seorang
Jenius
1. -Melamar Anak
Tetangga-
Hari itu Mas
Raka pulang setelah tamat S2 di Jepang dan bekerja di Malang. Mas Raka adalah
mas-mas tetangga yang kenal baik dengan Tita. Tita seorang mahasiswi semester 6
di Universitas B. Mas Raka merupakan kebanggan Om Joyo, beliau selalu bangga
dengan anaknya yang memiliki IQ 150! Tita selalu saja tidak habis pikir apa
saja yang dimakan Tante Rina saat hamil Mas Raka. Keluarga Tita selalu dekat
dengan Keluarga Raka. Tentu saja karena mereka tetangga dekat. Om Joyo pertama
kali menempati perumahan ini 1 tahun lebih dahulu dibandingankan dengan
Keluarga Tita. Hingga 20 tahun kedua keluarga Raka dan Tita masih tetap setia
tinggal di perumahan. Hari itu, setelah makan bersama Tita tiba-tiba ingin es
krim dan pergi keluar sebentar untuk pergi ke toko deket perumahan. Mas Raka
juga ternyata ingin membeli sesuatu akhirnya pergilah mereka berdua.
Mas Raka : Ta, kamu sekarang gimana kuliahnya?
Tita :lumayan banyak sih mas tugasnya. Mas dulu kok bisa sih
aksel sama kuliah cepet banget? Aku aja nggak habis mikir mau nylesein tugas
yang cepet itu gimana? Huft...
Mas Raka : Oh ya? Mas nggak pernah mikir lain sih. Cuman
mikir harus cepet lulu harus cepet kerja.
Tita : Berarti mas punya motivasi kuat buat lulus? Kasih
tahu dong mungkin aja motivasinya mas
bisa bantu aku biar termotivasi juga?
Mas Raka : oh, mas pengen nglamar anak orang kan harus punya
kerja.
Kaki Tita terhenti dan menatap Mas Raka kaget.
Tita : Loh??! Mas Raka punya pacar? Orang Jepang?
Mas Raka : Nggak, mas nggak punya pacar. Bukan orang Jepang.
Tita : Terus siapa? Tanya Tita masih penasaran.
Mas Raka : Udah ntar beli aja es nya dulu.
Tita segera memilih es krim walls pelangi kesukaanya dan
satu es krim coklat kesukaan Mas Raka.
Tita : Ini punya Mas Raka.
Mas Raka : Em, makasih. Mas Raka langsung mengambil es krim
dari tangan Tita.
Saat perjalanan kembali ke rumah Mas Raka, Tita kembali diingatkan
pertanyaan terakhirnya.
Tita : Mas Raka, jadinya tadi siapa yang mau di lamar sama
Mas Raka sampek dibelain kuliah cepet-cepet?
Mas Raka : anak tetangga. Jawab Mas Raka santai sambil
mengahbiskan es krimnya.
Tita : Mbak Ela? Mbak Nana? Mbak Sita? ....... Mbak Dwi? Tanya
tita menyebutkan nama perempuan satu komplek.
Mas Raka : .... di rumah aja deh kukasih tahu bentar lagi.
Jawab Mas Raka sambil tersenyum misterius.
Tita : Mas Raka loooooo!!! Tita sebal sambil
menghentak-hentakkan kakinya kesal.
Sampainya Tita dan Mas Raka di rumah tiba-tiba Mas Raka
dengan muka serius duduk di sofa didepan orang tua Tita.
Mas Raka: Tante Lia, Om Ali hari ini selain makan bersama
buat menyambut kepulangan saya ke Malang saya juga ada satu maksud lain. Saya
mau melamar Tita juga hari ini.
Tante Lia dan Om Ali yang tadi masih santai makan cemilan
lumpia langsung tersedak.
Om Ali : Hmmmm!!!! (Tersedak)
Tita : Ha?????!!!
Tante lia : Pa ini minum dulu!
Om Joyo dan Tante Rina hanya bisa melirik satu sama lain.
Ah!! Anak jenius mereka memang unik!
Tita : Mas Raka?
Om Ali yang sudah minum dan kembali bernafas lega mulai membuka
pembicaraan.
Om Ali : Raka? Kamu serius?
Mas Raka : Serius om
Om Ali : Kamu kenal Tita sudah lama loh. Kamu tahu kan kalau
Tita itu nggak bisa masak, hobi koleksi komik, suka ketawa-ketawa sama nangis
senidiri kalau lagi baca novel, IQ nya 110
loh!
Om Joyo dan Tante Rina hanya mendengar pernyataan Om Ali
dengan menganggu-ngangguk. Itu semua benar. Tapi mereka berdua tahu anak jenius
mereka sudah lama sekali mengincar Tita. Hingga mereka tidak kaget kalau hari
ini tanpa berkonsultasi dengan kedua orang tuanya Raka tiba-tiba melamar Tita.
Mas Raka : Iya lah om saya tahu. Ada tanda lahir di paha
Tita aja tahu om soalnya dulu saya pas kecil sering renang sama Tita om. Jawab Mas
Raka santai dan serius, sedangkan Tita hanya bisa menahan malu.
Tita :Mas Raka! Nggak usah bercanda deh!
Mas Raka : Mas nggak bercanda Ta, kan tadi Mas bilang kan
mau ngelamar anak tetangga.
Tita membatin dalam hati ‘ jadi maksudnya anak tetangga itu
aku?? Oh my God!’
Tante Lia (Mama Tita) yang dari tadi hanya diam sambil
memperhatikan situasii mulai ikut bicara.
Tante Lia : Raka, kamu serius nak?
Mas Raka : iya tante, saya serius.
Tante Lia menatap mata anaknya yang masih membesar karena
kaget. ‘Ah, Tita, kamu dapat jackpot!’ batin Tante Lia.
Tante Lia : Tita, kamu mau sama mas Raka?
Tita masih bengong, diam, menatap Mas Raka. Sepertinya ada
yang salah dengan sirkuit kepalanya. Seperti menonton drama tv seru yang cuma kurang
popcorn-nya.
Mas Raka: Ta? Kamu mau kan? Tanya Mas Raka dengan nanda
yakin 100% Tita nggak akan menolak.
Tita : hm? Eh? Mas Raka yakin?
Mas Raka : Iya . Mas Raka juga masih inget kalau kamu mau
nikah di aula yang ada tamannya. Ada ketan bubuk kesukaan kamu di menunya dan
dekorasi warna biru kesukaanmu.
Rasanya suara detak jantung Tita yang berdetak lebih cepat
dari dekat jam membuat wajah Tita merah dan memanas. ‘Ternyata Mas Raka inget!’
batin Tita.
Om Ali : Ta? Tita? Tita!!
Tita yang masih melamun dan kaget sontak menjawab, “Iya ,
iya”
Om Ali : Apanya yang iya?
Tita : Tita mau. Seketika wajah Tita yang merah seperti
ingin sembunyi di lubang galian. Aw,
malunya!
Om Joyo dan Tante Rina yang menahan nafas melihat ulah Raka
kembali bernafas lega. Kalau Raka sampai ditolak apalah jadinya rumah ini. Bisa
ada badaa salju antartika pindah haluan karena Raka sedih.
Mas Raka puas denga jawaban Tita. Dan tersenyum ke arah Om
Ali dan Tante Lia.
Mas Raka: Hipotesis saya 99,99% yakin kalau Tita menerima saya.. Jadi tante
dan Om enaknya ini pernikahannya kapan?
Om Ali , Tante Lia, Tita, Om Joyo, Tante Rina : ........-_-“.........
Jangan pernah remehkan kecepatan berpikir anak Jenius! Apalagi
yang lagi jatuh cinta!
*Dilarang mengkopi tulisan ini tanpa, jika ingin membagi tulisan ini berikan kredit bagi sang penulis dengan menggunakan link halaman blog ini terima kasih ^_^
No comments:
Post a Comment