Showing posts with label fiksi. Show all posts
Showing posts with label fiksi. Show all posts

Tuesday, July 4, 2017

Marriage Concerto bagian 2: Kesempatan

Me...menikah????
Ding Meng terpaku. Pacar bohongan yang direncanakannya adalah ide yang baru saja terpikirkan olehnya setelah bingung dan frustasi. Tidak disangka, disini ada orang yang memiliki ide lebih berani untuk memikirkan pernikahan palsu!
Ding Meng menatap Qiao Yi Chen dan bertanya,” Apakah kamu membicarakan pernikahan dimana kamu mencari ahli untuk membuat sertifikat pernikahan palsu?”
Qiao Yichen termenung sesaat sebelum akhirnya menjawab,” Tentu saja tidak, ibuku akan segera mengetahuinya jika palsu.” 

Monday, June 5, 2017

Marriage Concerto bagian 1

Hai teman blog semua! Setelah mencoba menerjemahkan Love Me If You Dare, kali ini aku menantang diriku sendiri untuk mencoba menerjemahkan Marriage Concerto. Bedanya apa sih? Marriage concerti genrenya adalah komedi romantis. Bahasanya jauh lebih sederhana dan lebih mudah diartikan beda jauh dengan Love Me If You Dare yang bergenre misteri romantis. Aku sanga-sangat suka novel ini. Kisahnya sangat manis dan sederhana. Tidak susah untuk membacanya karena begitu sederhana. 

Aku mengambil teks versi bahasa inggris dari situs ini . Terimakasih :)

Jika terjadi kesalahan tulisan dan butuh perbaikan agar enak dibaca silahkan komen ya :)

***

Bagian 1 : Pertemuan Kembali

Di dalam cafe di bagian timur kota, para pelanggan duduk berdua atau bertiga.
Seorang lelaki mengenakan kaos putih mengibaskan rambut yang menutupi matanya. Dia mengambil tempurung kura-kura di tanganya dan meletakkannya diatas meja.

“Tadi malam, aku meramal hanya untuk kencan buta hari ini. Ramalan itu telah memperlihatkan bahwa jodohku akan muncul dari arah timur dengan mengenakan rok putih panjang.”

Ding Meng sekilas melihat penampilannya. Pantas saja nenek memaksanya untuk memakai baju terusan putih ini sebelum pergi.

Lelaki itu menatapnya tajam, “ Kamu lahir pada tanggal 20 Mei, seorang Taurus. Aku adalah seorang virgo. Taurus dan Virgo adalah zodiak yang paling cocok satu sama lain.”

“Benarkah? Haha..” Ding Meng menmiringkan kepalanya kebawah dan meminum sedikit jus lemon dari gelas putinya sambil memutar matanya.

Lelaki dihadapannya memperhatikannya dengan beberapa tatapan. Tatapannya terhenti pada kacamata Ding Meng dan lelaki itu berbicara dengan nada serius, “Tapi menurut Yi Jing*, wanita yang menggunakan kacamata akan menahanku. Apakah kamu mau mengganti kacamata dengan lensa kontak?”

(Yi Jing adalah teks tentang ramalan di Cina)

Ding Meng menghea nafas dua kali. Dia benar-benar ingin bertanya edisi Yi Jing mana yang telah lalki ini baca. Akan tetapi, dia kembali teringat dengan jantung lemah neneknya di rumah, Ding Meng bersabar dan menjawab, “Haha, aku alergi dengan lensa kontak.”

 “Bagaimana kalau kamu mencoba LASIK? Prosesnya cepat!”

Ding Meng memasang ekspresi gugup. “Aku dengan LASIk akan membakar matamu. Itu sangat menakutkan! Jujur saja, jarak pandangku tidak terlalu parah. Aku masih bisa melihat dengan jelas meski tanpa kacamata.”

Lelaki itu menatap lensa kacamata Ding Meng yang hampir sama dengan tebal dinding dan tertawa garing. “tapi kamu masih tidak bisa melihat jarak jauh kan?”

 “Tentu tidak!” jawab Ding Meng sambil menggelengkan kepala. “Matahari memang sangat jauh, tapi aku masih bisa melihatnya!”

Lelaki itu, “.....”

Beberapa saat kemudian sang pangeran ramal akhirnya menemukan alasan untuk pergi. Setelah mengantarkannya pergi, Ding Meng meminum sisa jus lemonnya dalam sekali tegukan. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, Ding Meng mengeluarkan tempat kecil dari tasnya dan dengan lihai mengganti kacamatanya dengan lensa kontak.

Jadi, mengenakan kacamata memang bisa mencegah cintta yang akan berlanjut. Teman onlinenya memang tidak membohonginya.

Saat Ding Meng menaruh tempat kacamatanya di tas dan bersiap pergi, seorang wanita dari meja makan didekatnya dengan marah memukul meja dan berdiri.
“Kamu tidak perlu datang kencan buta jika memang tidak mau, tapi kamu tidak bisa menghina orang lain seperti ini!”

Setelah berteriak, wanita itu mengehntakkan hak tingginya dan pergi menjauh. Pelanggan lainnya hanya bisa mencuri pandang ke arah meja makan itu. Ding Meng memegang tasnya dan ikut penasaran melihat.

Qiao Yichen bersandar pada sofa dengan diam.

Jika hal seperti itu saja penghinaan maka bukankah perlakuannya terhadap para penyanyi di studio rekaman dapat dinilai kejam? Tidak hanya itu orang-orang yang melakukan kencan buta sudah sewajarnya hanya berkencan. Mengapa tiba-tiba Qiao Yichen memaksa wanita itu untuk bernyanyi?

Dan ketika dia berani bernyanyi maka jangan salahkan Qio Yichen jika berkata sejujurnya.

“Qiao.... Goudan?”
(Goudan secara bahasa berarti telur anjing. Telur adalah kata-kata cemooh di Cina)

Sebuah sura wanita yang tidak dikenalnya tiba-tiba terdengar di telinganya. Bersyukur karena pekerjaannya, Qiao Yichen menilai 70% suara ini karena kebiasaan. Berdasarkan standar nya, nilai itu termasuk nilai yang tinggi.

Hanya saja.... Qiao Goudan? Apa maksudmu!

Qiao Yichen menoleh untuk menatap sekilas dan dia melihat seorang wanita yang cantik dihadapannya.

Ding Meng tetap menatap Qiao Yichen dengan bingung. Kemudian dengan senang dia berkata, “ Wow, ini benar kamu! Goudan!”

Qiao Yichen, “……”

Alisnya bergerah dua kali. Ketika Qiao Yichen lahir, tubuhnya terlahir lemah. Dokter mengatakan dengan khawatr bahwa Qiao Yichen akan sulih untuk tumbuh besar. Ibunya mendengar dari orang-orang dengan memberi nama yang sederhana maka nantinya seorang akan tumbuh dengan mudah. Maka dari itu Ibu Qiao Yichen memberinya nama Goudan dan memanggilnya selama beberapa tahum. Entah bagaimana, dia benar-benar tumbuh baik tanpa masalah apapun.

Tapi itu adalah rahasia terbesar di hidupnya. Bagaimana seorang wanita yang dikenalinya mengetahui hal itu?

Dinge Meng membawa tasnya dengan satu tangan dan menunjuk hidungnya dengan tangan yang lain.Kedua matanya bersinar terang dan menatap Qiao Yichen.

“Kamu tidak mengenaliku lagi? Aku teman smp mu, Ding Meng!”

Nama Ding Meng membuat tatapan Qiao Yichen sedikit berubah dari ragu kemudian menjadi bingung, kemudiang kembali lagi menjadi ragu.

“Apakah kamu melakukan operasi plastik?”
Ding Meng, “……”

Sekarang Ding Meng ingin bertanya, seberapa buruk dirinya di dalam ingatan Qiao Yichen.

Duli ketika Ding Meng masih duduk di bangku sekolah, dia sangat gemuk. Ding Meng terkena di angkatannya sebagai seorang gadis kecil yang gemuk. Madari itulah meski Ding Meng menjabat sebagai anggota OSIS dang peringkatnya baik, tidak seorang punmau bermain dengannya kecuali Qiao Yichen.

Dulu saat masa sekolah, guru mereka selalu bersemangat untuk mengenalkan satu metode belajar bernama “Satu menolong satu”. Dimana murid dengan peringkat baik dan murid dengan peringkat jelek dipasangkan untukmenjadi teman sebangku dengan harapan peringkat keduanya akan membaik. Ding Meng sangat tidak beruntung karena dia harus dipasangkan dengan si penganiaya kecil Qiao Yichen.

Saat Qiao Yichen SMP tidak  hanya peringkatnya yang sagat buruk. Qiao Yichen juga selalu terlibat pertengkaran dengan teman sekolahnya. Orang tua Qiao Yichen telah dipanggil oleh sekolah secara teratur. Tiap kali Qiao Yichen terlibat masalah, dia akan mengelilingi penjuru sekolah karena dikejar oleh Ibunya.  Terkadang saat berlari, Ding Meng dengan semangat akan berteriak, “Qiao Goudan. Berhenti disana untuk ibumu. Aku jamin Aku tidak akan membunuhmu!”

Entah bagaimana, akhirnya Ding Meng menjadi teman sebangku dengan Qiao Goudan yang bereputasi buruk. Ding Meng awalnya menolak akan tetapi setelah sang guru memberinya wejangan selama setengah jam, akhirnya Qiao Goudan menjadi tanggung jawab Ding Meng.
Awalnya Ding Meng memang takut dengan Qiao Yichen. Ding Meng tidak memiliki nyali untuk berbicara atapun menatap mata Qiao Yichen. Akan tetapi setelah mengenalnya lebih lama Ding Meng sadar bahwa Qiao Yichen tidak seseram rumor tentangnya. Tidak hanya itu, karena Qiao Yichen lumayan tampan banyak perempuan di kelas diam-diam jatuh cinta dengannya.

Hal ini membuat Ding Meng merasa unggul.

Yang terpenting adalah Ding Meng menyadari bahwa ketika teman laki-laki kelasnya mengolok-ngolok tubuhnya, Qiao Yichen akan membantunya dengan cara men=mukul mereka. Meskipun Ding Meng tidak menyatakan langsung rasa terimakasihnya, sesungguhnya dihatinya dia sangat berterimakasih. Makadari itu tiap kali Ding Meng melihat nilai ujian Qiao Yichen, Ding Meng akan tidak menahan diri untuk selalu bersiap memberikan omelan untuk Qiao Yichen.

Ding Meng berpikir seberapa baik dirinya dulu memperlakukan Qiao Yichen. Sekarang Ding Meng telah kehilangan beberapa berat badannya, Qiao Yichen malah menuduhnya melakukan operasi plastik. Ding Meng dengan sedih berkata,” Aku dulunya menghargaimu sebagai seorang laki-laki yang tidak terlalu mementingkan sebuah penampilan. Aku tidak menyangka sekarang kamu telah berubah menjadi orang yang berpikiran dangkal”

Qiao Yichen, “……”

Qiao Yichen dengan hati-hati memperhatikan bentuk wajah wanita dihadapannya. Memang benar, dia masih bisa melihat beberapa kemiripan dengan gadis kecil gemuk di masa lalunya, hanya saja berubah menjadi lebih kurus. Mata Qiao Yichen berkedip dan dia berbicara dengan terkesima, “Bagaimana kamu bisa menjadi sebegitu langsing? Aku akan memebritahukan caranya kepada temanku untuk melakukannya.”  

Ding Meng mengeeutkan hidungnya. Kebiasaan kecil miliknya yang langsung membaut Qiao Yichen tertawa. Qiao Yichen mempersilahkan Ding Meng untuk duduk didepannya dan mulai berbicara dengannya, “ Bagaimana kabar paman dan bibi?”

Ding Meng, “Lebih baik dariku. Mereka hidup dengan bahagia.”

Qiao Yichen, “……”

“Bagaiman dengan kedua orang tuamu?“

“Mereka juga baik-baik saja.”

Ding Meng ber- ah.. dan kembali bertanya “ Apa yang kamu lakukan sekarang?”

Qiao Yichen mengangkat alisnya sedikit, “ Aku bekerja di Guangchen Record.”

Mulut Ding Meng menganga membentuk O,” Bukankah itu label rekaman yang sangat terkenal? Kamu tidak terlihat tertarik dengan msuik saat kita masih anak-anak.”
Qiao Yichen sepertinya memeikirkan seuatu dan mengerutkan kening. “Tidak  usah mebahas tentangku. Bagaimana denganmu? Apakah kamu masih belajar? Atau kamu bekerja di organaisasi penelitian sekarang?” Prestasi akademik Ding Meng memang bagus. Dia ingat Ding Meng pernah mengatakan saat kelas bahasa Inggris bahwa Ding Meng ingin menjadi seorang peneliti.
Karena itulah Qiao Yichen dapat mengingat kata bahasa Inggris dari peneliti. Ding Meng secara tidak sadar mengigit bibirnya. Dengan cepat dia berkata, “ Oh ya, apa yang terjadi dengan wanita tadi? Apakah kamu datang untuk kencan buta?”
Menengar hal itu, Qiao Yichen merasa kepalanya sakit. “Yah, orang tuaku memaksaku untuk segera menikah.”

Ding Meng merasa sedih. :Ah, kita teman sependeritaan.”

Qiao Yichen seidkit terkejut. “Keluargamu juga memaksamu untuk menikah? Aku ingat kalau umurmu baru saja 25 tahun ini kan?”

Ding Meng memulai sekolah dasarnya lebih awal, dia meloncati beberpa kelas. Saat SMP dirinya adalah murid termuda di kelas.

Ding Meng menundukkan kepalanya sepertinya bunga yang layu. “Sebelum aku mengahadiri perayaan bulan anak temanku, aku juga berpikir bahwa 25 tahun itu masih tergolong muda.”

(Perayaan bulan adalah tardisi diaman keluarga dan teman merayakan bulan pertama bayi dan berdoa untuk masa depan  baik sang anak. Terkadang juga menjadi kesempatan pertama ibu bertemu anaknya setelah melahirkan)

Qiao Yichen tertawa keras. Ding Meng menaruh tangannya dibawah dagu dan matanya menatap Qiao Yichen.

“Apakah kamu masih mengingat nenekku? Bulan lalu Nenek Liu membawa undangan pernikahan cucu perempuannya. Nenekku tidak bisa diam lagi dan segera memaksaku mengikuti kencan batu berkali-kali. Dia bersumpah dia akan menikahkan aku sebelum cucu Nenek Liu.”

Nenek Liu adalah musuh bebuyutan Nenek Deng Ming. Lebih tepatnya,  mereka adalah rival sejak lama. Ding Meng tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka, tapi yang Ding Meng tahu hanyalah mereka sudah seperti sejak lama. Setiap masalah merupakan menang atau kalah. Salah satu dari mereka tidak terima jika yang lain lebih unggul darinya.  

Ding Meng tidak pernah ikut camur dengan pertengkaran mereka di masa lalu, tapi kali ini dirinya telah terseret kedalamnya. Dari situlah Ding Meng semakin sadar... neneknya benar-benar serius untuk memaksanya menikah!

Setelah mendengar cerita Ding Meng, Qiao Yichen tidak tahu harus tertawa atau menangis.

“Bagaimana tanggapan ayah dan ibumu?” Mereka tidak mungkin setuju dengan apa saja yang diinginkan nenek kan?

Ding Meng menghela nafas, “Watak nenekku dari awalnya memang keras kepala. Sekarang ketika dia bertambah tua, dia semakin keras kepala. Kami biasanya mengiktui kemauannya sebisa mungkin. Sekarang, dengan kenyataan bahwa Nenek memiliki penyakit jantung, tidak ada satupun di rumah kami yang berani memancing emosinya. Aku akan mendatangi kencan buta yang dia siapkan, tapi entah lelaki itu menyukai atau tidak adalah bukan hal yang bisa aku kendalikan.”

Qiao Yichen tertawa, “ Benar, kamu memang pintar.”

Ding Meng mengangkat alisnya untuk melihat Qiao Yichen, matanya membuka lebar. “Bagaimana denganmu? Kamu dua tahun lebih tua dariku. Dan seperti kata orang, lelaki akan berbunga saat memasuki umur 40 tahunan. Kamu masih di masa pertumbuhan. Mengapa paman dan bibi terlihat tidak sabar?”

Qiao Yichen menjawab, “ Masalah keluarga kami sedikit rumit. Singkatnya, jika sekarang aku tidak bisa menemukan menantu untuk kubawa ke rumah menemui ibuku. Mungkin aku harus keluar dari pekerjaanku sekarang dan kembali bekerja di perusahaan untuk membantu kakakku.”

Ding Meng berkedip. Jadi dia memiliki perusahaan untuknya kembali. Sangat terlilhat kelas atas. Ding Meng teringat rumah Qiao Goudan yang terlihat kaya. Dia juga ingat pertama kali mengunjungi rumah Qiao Goudan untuk bermain, kesan pertamanya adalah rumah itu sseperti kastil.

Memeikirkan itu mata Ding Meng tiba-tiba berubah dan pupilnya terangkat. Dia dengan hati-hati bertanya, “Goudan, Aku ingat zodiakmu virgo kan?”

Ding Meng teringat saat masa sekolah, beberapa teman sekelasnya mengolok-oloknya beberapa waktu karena hal ini. Tentu saja aku berterimakasih atas pukulan dari Qiao Goudan mereka akkhrinya diam.


Ujung bibir Qiao Yichen sedikit bergerak. Dia berpikir bahwa Ding Meng lupa dengan nama aslinya. “Kalau iya kenapa?”


Wajah Ding Meng berubah sumringah. “Aku dengar Taurus dan Virgo merupakan zodiak yang paling cocok.”

Qiao Yichen menjadi diam sejenak. Kemudian tersenyum yang juga buan tersenyum. Dia menatap Ding Meng. “Kamu Taurus?”

“Ya, aku taurus. Baru saja aku ulang tahun dua bulan yang lalu!” Di wajah Ding Meng senyum polos terbentuk. “Kamu lihat zodiak kita sangatlah cocok, bagaimana kalau kamu mempertimbangkan untuk jadi pacarku? Kita dapat menyelesaikan kedua masalah dengan ini!”

Qiao Yichen memikirkannya dengan serius. Kemudian matanya kembali berbinar. 

“ Bagaimana kalau ...... kita langsung menikah saja.”

***

NB: Tolong jangan posting teks ini di situs lain. Terimakasih 

Sunday, June 4, 2017

Love Me If You Dare bagian 1

Hai teman blog semua, akhirnya aku memutuskan untuk menerjemahkan 1 chapter dari light novel yang pernah aku rekomendasikan dulu! Yey! Novel ini nggak terlalu panjang dan sangat menarik apalgi buat pencinta detektif ala ala bang Conan. Maaf kalau terjemahannya masih jelek karena masih belajar. Silahkan komen kalau merasa ada yang perlu diedit agar kata-katanya enak dibaca.

Teks asli bahasa inggris aku dapatkan dari ini link meskipun aku nggak tahu siapa translator dari Cina ke Inggrisnya.

Tuesday, January 5, 2016

KCSJ 1

Kisah Cinta Seorang Jenius

1. -Melamar Anak Tetangga-

Hari itu Mas Raka pulang setelah tamat S2 di Jepang dan bekerja di Malang. Mas Raka adalah mas-mas tetangga yang kenal baik dengan Tita. Tita seorang mahasiswi semester 6 di Universitas B. Mas Raka merupakan kebanggan Om Joyo, beliau selalu bangga dengan anaknya yang memiliki IQ 150! Tita selalu saja tidak habis pikir apa saja yang dimakan Tante Rina saat hamil Mas Raka. Keluarga Tita selalu dekat dengan Keluarga Raka. Tentu saja karena mereka tetangga dekat. Om Joyo pertama kali menempati perumahan ini 1 tahun lebih dahulu dibandingankan dengan Keluarga Tita. Hingga 20 tahun kedua keluarga Raka dan Tita masih tetap setia tinggal di perumahan. Hari itu, setelah makan bersama Tita tiba-tiba ingin es krim dan pergi keluar sebentar untuk pergi ke toko deket perumahan. Mas Raka juga ternyata ingin membeli sesuatu akhirnya pergilah mereka berdua.

Mas Raka : Ta, kamu sekarang gimana kuliahnya?

Tita :lumayan banyak sih mas tugasnya. Mas dulu kok bisa sih aksel sama kuliah cepet banget? Aku aja nggak habis mikir mau nylesein tugas yang cepet itu gimana? Huft...

Mas Raka : Oh ya? Mas nggak pernah mikir lain sih. Cuman mikir harus cepet lulu harus cepet kerja.

Tita : Berarti mas punya motivasi kuat buat lulus? Kasih tahu dong mungkin aja motivasinya mas 
bisa bantu aku biar termotivasi juga?

Mas Raka : oh, mas pengen nglamar anak orang kan harus punya kerja.

Kaki Tita terhenti dan menatap Mas Raka kaget.

Tita : Loh??! Mas Raka punya pacar? Orang Jepang?

Mas Raka : Nggak, mas nggak punya pacar. Bukan orang Jepang.

Tita : Terus siapa? Tanya Tita masih penasaran.

Mas Raka : Udah ntar beli aja es nya dulu.

Tita segera memilih es krim walls pelangi kesukaanya dan satu es krim coklat kesukaan Mas Raka.

Tita : Ini punya Mas Raka.

Mas Raka : Em, makasih. Mas Raka langsung mengambil es krim dari tangan Tita.

Saat perjalanan kembali ke rumah Mas Raka, Tita kembali diingatkan pertanyaan terakhirnya.

Tita : Mas Raka, jadinya tadi siapa yang mau di lamar sama Mas Raka sampek dibelain kuliah cepet-cepet?

Mas Raka : anak tetangga. Jawab Mas Raka santai sambil mengahbiskan es krimnya.

Tita : Mbak Ela? Mbak Nana? Mbak Sita? ....... Mbak Dwi? Tanya tita menyebutkan nama perempuan satu komplek.

Mas Raka : .... di rumah aja deh kukasih tahu bentar lagi. Jawab Mas Raka sambil tersenyum misterius.

Tita : Mas Raka loooooo!!! Tita sebal sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Sampainya Tita dan Mas Raka di rumah tiba-tiba Mas Raka dengan muka serius duduk di sofa didepan orang tua Tita.

Mas Raka: Tante Lia, Om Ali hari ini selain makan bersama buat menyambut kepulangan saya ke Malang saya juga ada satu maksud lain. Saya mau melamar Tita juga hari ini.

Tante Lia dan Om Ali yang tadi masih santai makan cemilan lumpia langsung tersedak.

Om Ali : Hmmmm!!!! (Tersedak)

Tita : Ha?????!!!

Tante lia : Pa ini minum dulu!

Om Joyo dan Tante Rina hanya bisa melirik satu sama lain. Ah!! Anak jenius mereka memang unik!

Tita : Mas Raka?

Om Ali yang sudah minum dan kembali bernafas lega mulai membuka pembicaraan.

Om Ali : Raka? Kamu serius?

Mas Raka : Serius om

Om Ali : Kamu kenal Tita sudah lama loh. Kamu tahu kan kalau Tita itu nggak bisa masak, hobi koleksi komik, suka ketawa-ketawa sama nangis senidiri kalau lagi baca novel, IQ nya  110 loh!

Om Joyo dan Tante Rina hanya mendengar pernyataan Om Ali dengan menganggu-ngangguk. Itu semua benar. Tapi mereka berdua tahu anak jenius mereka sudah lama sekali mengincar Tita. Hingga mereka tidak kaget kalau hari ini tanpa berkonsultasi dengan kedua orang tuanya Raka tiba-tiba melamar Tita.

Mas Raka : Iya lah om saya tahu. Ada tanda lahir di paha Tita aja tahu om soalnya dulu saya pas kecil sering renang sama Tita om. Jawab Mas Raka santai dan serius, sedangkan Tita hanya bisa menahan malu.

Tita :Mas Raka! Nggak usah bercanda deh!

Mas Raka : Mas nggak bercanda Ta, kan tadi Mas bilang kan mau ngelamar anak tetangga.

Tita membatin dalam hati ‘ jadi maksudnya anak tetangga itu aku?? Oh my God!’

Tante Lia (Mama Tita) yang dari tadi hanya diam sambil memperhatikan situasii mulai ikut bicara.

Tante Lia : Raka, kamu serius nak?

Mas Raka : iya tante, saya serius.

Tante Lia menatap mata anaknya yang masih membesar karena kaget. ‘Ah, Tita, kamu dapat jackpot!’ batin Tante Lia.

Tante Lia : Tita, kamu mau sama mas Raka?

Tita masih bengong, diam, menatap Mas Raka. Sepertinya ada yang salah dengan sirkuit kepalanya. Seperti menonton drama tv seru yang cuma kurang popcorn-nya.

Mas Raka: Ta? Kamu mau kan? Tanya Mas Raka dengan nanda yakin 100% Tita nggak akan menolak.

Tita : hm? Eh? Mas Raka yakin?

Mas Raka : Iya . Mas Raka juga masih inget kalau kamu mau nikah di aula yang ada tamannya. Ada ketan bubuk kesukaan kamu di menunya dan dekorasi warna biru kesukaanmu.

Rasanya suara detak jantung Tita yang berdetak lebih cepat dari dekat jam membuat wajah Tita merah dan memanas. ‘Ternyata Mas Raka inget!’ batin Tita.

Om Ali : Ta? Tita? Tita!!

Tita yang masih melamun dan kaget sontak menjawab, “Iya , iya”

Om Ali : Apanya yang iya?

Tita : Tita mau. Seketika wajah Tita yang merah seperti ingin sembunyi di lubang galian. Aw, 
malunya!

Om Joyo dan Tante Rina yang menahan nafas melihat ulah Raka kembali bernafas lega. Kalau Raka sampai ditolak apalah jadinya rumah ini. Bisa ada badaa salju antartika pindah haluan karena Raka sedih.

Mas Raka puas denga jawaban Tita. Dan tersenyum ke arah Om Ali dan Tante Lia.

Mas Raka: Hipotesis saya 99,99%  yakin kalau Tita menerima saya.. Jadi tante dan Om enaknya ini pernikahannya kapan?

Om Ali , Tante Lia, Tita, Om Joyo, Tante Rina :  ........-_-“.........

Jangan pernah remehkan kecepatan berpikir anak Jenius! Apalagi yang lagi jatuh cinta!



 Story by  A.M (onna)
*Dilarang mengkopi tulisan ini tanpa, jika ingin membagi tulisan ini berikan kredit bagi sang penulis dengan menggunakan link halaman blog ini terima kasih ^_^