Sunday, June 4, 2017

Love Me If You Dare bagian 1

Hai teman blog semua, akhirnya aku memutuskan untuk menerjemahkan 1 chapter dari light novel yang pernah aku rekomendasikan dulu! Yey! Novel ini nggak terlalu panjang dan sangat menarik apalgi buat pencinta detektif ala ala bang Conan. Maaf kalau terjemahannya masih jelek karena masih belajar. Silahkan komen kalau merasa ada yang perlu diedit agar kata-katanya enak dibaca.

Teks asli bahasa inggris aku dapatkan dari ini link meskipun aku nggak tahu siapa translator dari Cina ke Inggrisnya.



***
Awan putih menyelimuti gunung dari arah jauh, lapisan salju tipis terlihat dari jalan setapak di hutan. Udara terasa dingin dan segar, tercium harum pinus dan juga salju. Harum yang sempurna untuk menemani berjalan.

Setelah turun dari bus, Jian Yao memperhatikan sekitar hingga dia menemukan jalan bebatuan. Setelah mengikuti jalan itu selama 10 menit, Jian Yao melihat atap hijau keabuan ala Eropa. Selama Jian Yao mengingat, dia selalu melihat rumah ini di daerah pinggir lereng.

Meskipun faktanya sudah dua puluh tahun ingatan itu berlalu, rumah ini tidak terlihat ketinggalan jaman jika dibandingkan dengan rumah modern sekarang. Rumah ini tidak dihuni selama beberapa tahun dan beredar rumor bahwa rumah ini berhantu.

Jian Yao percaya ketika dia kecil, rumah ini selalu berdiri sendiri ditengah kegelapan dipinggir lereng gunung.  Saat Jian Yao dewasa barulah dia mengetahu kenyataannya.  Rumah itu hanya ditinggal sang pemilik keluar negeri  bersama anak lelakinya ketika sang istri meinggal dunia.

Akan tetapi rumah yang kini berdiri dihadapan Jian Yao sangat berbeda dengan ingatannya. Rumah itu telah di cat dengan warna yang segar dan Jian Yao dapat melihat cahaya bersinar dari dalam. Rumput liar yang dulunya mengelilingi rumah juga telah dicabut.

Jian Yao seorang mahasiswa tahun keempat jurusan bahasa inggris. Alasan mengapa dirinya disini hari ini karena guru SMA nya menawari Jian Yao sebagai penerjemah sambilan ketika mengetahui Jian Yao sedang libur. Meskipun gajinya lumayan, gurunya telah memperingatkan bahwa sang klien adalah seorang yang pilih-pilih.  Klien ini telah menolak seluruh pelamar yang telah direkomendasikan guru Jian Yao sebelumnya.

Setelah melepas kaos tangannya Jian Yao mengetuk pintu. Seorang lelaki yang nampak berumur berumur dua puluh tahunan, mengenakan sweter tipis dan celana panjang hitam menatap Jian Yao. Lelaki itu tinggi, kurus, dan berpenampilhan sederhana.

“Jian Yao?” tanya lelaki itu sambil tersenyum menggoda.

Pipi Jian Yao memerah, mungkin karena dingin. Nafasnya berhembus putih dan matanya sedikit berair.

“Ya, Aku adalah Jian Yao. Salam kenal.”

“Silahkan masuk,” lelaki itu melangkah menepi untuk mempersilahkan Jian Yao masuk.

Tirai berwarna ungu gelap berjajar di jendela, disana terdapat sofa besar berwarna merah dengan sandaran yang melengkung. Di bagian pojok rumah, Jian Yao melihat perapian dengan kayu  didalamnya. Suasana ini sangat mirip dengan rumah dengan gaya Eropa. Di bagian samping terdapat sebuah tangga cokelat tua mengarah ke lantai dua yang terlihat sangat sunyi seakan-akan tidak ada seorangpun disana.

Hanya satu hal yang terasa  janggal di rumah ini, terdapat susunan  besi yang diletakkan dibagian jendela yang tidak mengizinkan cahaya matahari untuk masuk kedalam rumah. Dengan lengan bajunya yang terlipat, lelaki itu mencuci tangannya sebelum menyajikan secangkir teh kepada Jiao Yan. Dan tangannya bergerak mengisyaratkan Jian Yao untuk duduk. Ketika lelaki itu  duduk di depannya, Jian yao mencium bau samar yang dikenalnya. Sebuah bau yang Jian Yao tidak dapat mengingat dimana dia mencium bau itu sebelumnya.

Lelaki itu memberikan Jian Yao senyuman yang ramah, “Perkenalkan aku Fu ZI Yu dan  pemilik  rumah ini adalah Bo Jin Yan. Kami sekarang sedang mencari penerjemah untuk menerjemahkan dokumen bahasa inggris Bo Jin Yan kedalam bahasa cina.”

Jian Yao mengangguk, berpikir apakah sang pemilik rumah masih memiliki hubungan dengan pemilik rumah sebelumnya atau mungkin dia memang pemilik baru.
Zi Yu mengeluarkan tumpukan kertas dan sebuah bolpoin, kemudian memberikannya kepada Jian Yao.  
“Lebih baik kita tidak membuang waktu dan mulai menguji seberapa pantas dirimu untuk pekerjaan ini. Dalam waktu setengah jam, tolong terjemahkan seluruh artikel bahasa inggris yang ada disini.”
Jian Yao membalik kertas artiket itu sebelum bertanya, “ Apakah ada komputer disini?”

Zi YU menggelengkan kepala dan dengan senyum tak berdaya di wajahnya. “ Jin Yan lebih suka sesuatu ditulis dengan tangan.”

“Tidak masalah,” Jian Yao mengambil bolpoin dan kertas dan mulai bekerja dengan artikel-artikel itu. Zi Yu berdiri dengan tenang kemudian berjalan menuju  wastafel untuk mencuci tangannya sekali lagi sebelum bersandar pada jendela, dan meneguk tehnya dengan tenang.

“Korban telah mengalami pelecehan seksual dan terdapat bekas yang memperlihatkan kedua tangan korban telah diikat. Terdapat beberapa luka dibagian bawah tubuh korban...,” Jian Yao sedikit terkejut dengan isi dari artikel itu dan berhenti saat dirinya tengah menerjemahkan. Jian Yao menatap ZI Yu yang terlihat tidak berubah dan biasa saja mendengar Jian Yao.

Selama Jian Yao  memang memiliki pengealaman menerjamahkan hal seperti ini sebelumnya tapi tidak semengerikan ini. Jian Yao kembali dari rasa terkejutnya dengan cepat. Dia kembali menerjemahkan artikel hingga Jian Yao menemukan kata yang dia tidak mengerti. Ketika mengartikan artikel Jin Yao menemui beberapa kata yang tidak umum. “ Apakah kamu memliki kamus khusus untuk bidang pekerjaan ini?”

Zi Yu menunjuk rak buku yang ada disamping, “ Kamu bebas menggunakan apa pun yang ada disana.”
Setelah Jian Yao menemukan buku yang dicarinya kemudian kembali serius dalam menerjemahkan artikel.

“Sexhanges-..., Parentiside -...., “ (*maaf TL tidak tahu artinya) bukan hal yang mengejutkan jika Jian Yao tidak mengenali kata-kata itu dan kembali melihat kamus.

Setelah Jian Yao menerjamahkan seluruh artikel, Jian Yao kembali memeriksanya sekali lagi. Zi Yu melihat jam tangannya dan sedikit terkejut ketika melihat bahwa baru dua puluh lima menit berlalu sejak ujian ini dimulai.

“Aku akan kembali sebentar lagi setelah memberikan ini kepada JI yan.” Setelah mengatakan itu, Zi Yu pergi menuju lantai dua. Jian Yao duduk di sofa sambil menunggu Zi YU kembali. Tidak lama kemudian Zi Yu kembali dan pergi ke wastafel untuk mencuci tanganya sekali lagi sebelum mengeringkannya dengan sapu tangan.

“ Dia sedang membacanya sekarang.”

“Oke,” Jian Yao mengangguk.

Karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan, Zi Yu memulai percapakan dengan Jian Yao. “Apakah kamu kuliah di Universitas di Kota B?”

“Ya, Aku akan lulus tahun depan,” jawab Jian Yao.

Zi Yu sedikit menyandarkan kepalanya,”Oh begitu, Kita telah berbicara beberapa menit. Apakah kamu ingin mecoba menebak apa pekerjaaanku?”

Lelaki didepan Jian Yao terlihat lebih tua darinya beberapa tahun dan lelaki itu juga terlihat seseorang yang sopan. Jian yao memliki kesan pertama yang baim terhadap lelaki didepannya. 

“Apakah kamu seorang dokter?”

Senyum Zi Yu semakin lebar,”Bagaimana kamu tahu?”

Jian Yao sedikit senang bahwa dia berhasil menebak dengan benar, pandangannya jatuh pada jari Zi Yu yang lentik. “Itu hanya tebakan beruntung, sejak aku melihatmu mencuci tangan berkali-kali yang artinya kamua adalah seseorang yang memperhatikan kebersihan. Aku juga mencium bau desinfektan sangat samar darimu dan tanganmu.... terlihat seperti seorang dokter.”

“Aku anggap itu sebagai pujian,” jawab Zi Yu. Mereka kembali mengobrol tentang hal lainnya ketika kembali ke Bo Jin Yan. ZI Yu mendesah, “ Aku akan meninggalkan rumah ini dalam beberapa hari. Tapi aku sedikit khawatir dengan Jin Yan. Sejujunya, dia adalah seorang penyendiri.”
Mendengar perkataannya mengenai Jin Yan, Jian Yao hanya memberikan senyum sopan tanpa menanyakan apapun.

Zi Yu sekilas mencuri pandang Jian Yao sebelum kembali mengatakan, “ Meskpun dia telah kembali beberapa lama, dia masih saja belum memiliki teman. Aku bertaruh kamu tidak akan pernah tahu kapan dia akan kembali kesini.”

Senyum Jian Yao tidak berubah, terlihat seakan-akan dirinya tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini. Akan tetapi, dia melihat Zi Yu menatapnya seakan menunggu jawaban darinya. Meski Jian Yao merasa aneh dia tetap menjawabnya. “Dia kembali tahun lalu kan?”

“Bagaimana kamu mengetahuinya?” tanya Zi Yu.

“Aku melewati daerah ini tahun lalu saat liburan dan aku tidak melihat tanaman menjalar salam sekali. Tapi saat aku masuk rumah ini tadi, aku mleihat tanaman menjalar setinggi empat atau lima meter. Tanaman menjalar dirumahk tumbuh sekitar itu dalam setahun.”

Tidak terasa mereka telah mengobrol selama setengah jam. Ziyu melihat jam tangannya sambil tersenyum. “ Sepertinya ini akan terlambar, bagaimana jika kamu pulang dulu? Aku akan menghubungimu jika kami sudah mengambil keputusan.”
Jian Yao mengangguk.

“Terimakaish telah datang hari ini, jika dia memutuskan untuk memperkejakanmu, nanti akan ada kontrak tertulis. Kamu akan bekerja selama dua puluh hari dan kamu akan melakukan pekerjaanmu di tempat. Dan juga semua infromasi apapun tetap rahasia, kamu tidak dapat membawa pulang apapun itu.” Zi Yu memberitahu Jian Yao selama berjalan menuju ke pintu.

“ Jin Yan sekarang dalam masa pemulihan jadi tanpa seijinnya kamu tidak dapat memasuki lantai dua. Untuk lebih detailnya akan kita diskusikan saat penandatanganan kontrak.”

Ketika Jian Yao meninggalkan rumah itu waktu sudah memasuki sore. Matahari mulai terbenam dalam cahaya oranye. Pemandangan itu terlihat sangat indah dengan cahaya yang jatuh dipermukaan putih salju dan daun yang terselimuti salju.

Jian Yao sedikit percaya diri bahwa dia akan mendapatkan pekerjaan ini. Meskipun faktanya sang majikan tidak memperlihatkan wajahnya sama sekali, membuatnya terlihat misterius dan sedikit aneh.

Setelah berjalan beberapa meter dari rumah itu, Jian Yao kembali melihat rumah itu sekali lagi. Dari jendela di lantai dua, Jian Yao melihat seorang lelaki yang tinggi dan kurus, mengenakan potongan jas hitam. Pemandangan yang sedikit mencolok menurut Jian Yao. Akan tetapi Jian Yao terlalu jauh dari rumah itu untuk dapat melihat wajah lelaki itu dengan jelas.

Ketika Jian Yao telah pergi, Zi Yu berjalan menuju lantai dua. Dibandingankan dengan suasana hangat yang elegan di lantai pertama, maka lantai dua terlihat suram dan dingin. Terdapat beberapa kamar yang dikunci dan dinding yang kosong dari dekorasi.

Pergi  menuju kamar dibagaian akhir koridor, dia melihat pintu yang dibiarkan sedikit terbuka. Zi YU membukanya dan bersandar pada pintu. Disana tidak terlihat lelaki sopan yang elegan ketika dia menyumpah serapah dengan keras. Hal itu membuat lelaki yang tengah membaca mengerut pada Zi Yu. Akan tetapi sedetik kemudian lelaki itu kembali sibuk membaca.  

Zi Yu mengambil kertas terjemahan Jian Yao dan memberikannya ke lelaki didepannya, “Dia memiliki tulisan tangan yang indah dang terjemahan yang sempurna.”
Zi Yu mengeluarkan kertas dari sakunya dan membukanya. Pada kertas itu terdapat beberapa pertanyaan tentang apa pekerjaannya dan berapa lama Jin Yan pindah ke rumah ini dan sebagainya. Ya, itu adalah pertanyaan yang Zi Yu tanyakan kepada Jian Yao tadi.

Zi Yu melempar kertas ke meja dan berkata, “Tentang semua pertanyaan ini, Dia berhasil menjawabnya semua dengan benar.  Apakah kamu puas dengan dia?”

Bibir lelaki itu bergerak sedikit. Melihat ekspresinya, Zi Yu takut bahwa dia akan plih-pilih lagi, dia mengambil kursi dan duduk didepannya.

“Jika kamu masih tidak puas dengannya, kamu bisa menerjemahkan sendiri. Lagipula, aku bukan asistenmu dan juga aku harus kembali ke kota secepatnya, jangan selalu mengandalkanku untuk membantumu melakukan apapun.”

Lelaki itu melihat dari bukunya dengan ekspresi aneh diwajahnya dia menjawab Zi Yu.

“Waktu ku bukan untuk digunakan mengerjakan hal yang bodoh.”

Sejenak Zi YU tidak tahu harus menjawap apa.

“Kamu adalah ahli kasus pembunuhan dan dia hanyalah penerjemah. Aku tidak mengerti mengapa harus ada uji kemampuan observasi? Aku juga berani bertaruh kalau dia juga berpikir bahwa aku berkata keterlaluan.”

“Tentu saja aku tidak akan memperbolehkan orang bodoh untuk menerjemahkan pekerjaanku. Jika orang itu tidak cukup teliti maka dia hanya akan menerjamhkannya langsung daria rtikel. Dia tidak akan menerjamahkan detailyang penting dan tidak akan bisa mengambil arti sesungguhnya dari balik kata-kata itu.”

Zi Yu benar-benar tidak mengerti apakah dia harus tertawa atau marah tapi dia sudah terbiasa dengan kelakuannya. “Jadi apakah itu artinya Jian Yao dapat memahamimu?”

Lelaki itu sejenak melamun. Kemudian kembali membaca bukunya dan berkata,” Tidak akan ada seorang pun yang mampu memahaminya.”


NB : Mohon tidak mong-copy hasil terjemahan ini ke situs manapun. Terimakasih :)

No comments:

Post a Comment